Masih Bingung Ketentuan Baterai yang Boleh Dibawa Terbang? Ayo Cek di Sini

JAKARTA (BeritaTrans.com) – Meski ketentuan membawa baterai lithium atau pengisi daya mandiri (powerbank) yang boleh dibawa dalam penerbangan sudah diberlakukan hampir satu tahun dengan alasan keselamatan, namun masih ada yang bingung dan mempertanyakannya. Ya, dalam informasi yang dibagikan DJPU 151 di Sosial Media, disebutkan bahwa pengisi daya mandiri yang diperbolehkan dibawa ke dalam kabin pesawat adalah yang berkapasitas dibawah 100Wh (Watt-hours) atau 27.000 mAh (milliamp-hours), dengan voltase 3.6V – 3.85V. Dengan begitu, maka bila membawa pengisi daya mandiri dengan kapasitas 100Wh hingga 160Wh harus melalui pelaporan terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan dari maskapai yang bersangkutan. Secara otomatis, bagi pengguna jasa yang membawa penyimpan daya mandiri dengan kapasitas lebih dari 160Wh, tidak diperbolehkan untuk dibawa ke penerbangan. Selain ada ketentuan besaran kapasitas, pengisi daya mandiri atau Baterai Lithium cadangan, harus ditempatkan pada bagasi kabin dan dilarang dimasukkan dalam bagasi tercatat. Walaupun masuk kabin pesawat, namun demi keselamatan, powerbank tidak boleh lho terhubung dengan perangkat elektronik apapun yang dibawa penumpang. Peraturan ini tak hanya berlaku di Indonesia saja. Aturan terkait Keamanan Penerbangan dan “Dangerous Goods” Internasional juga menyaratkannya dalam Annex 17 doc 8973 dan Annex 18 dari Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO). Begitu juga Asosiasi Maskapai Penerbangan Sipil Internasional (IATA), telah menerbitkan ketentuannya melalui “the 58th Edition of the IATA Dangerous Goods”. Dari aturan Internasional tersebut, maka diturunkan Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 80 Tahun 2017 tentang Program Keamanan Penerbangan Sipil Nasional (PKPN). Jadi, ayo sama-sama menjaga keselamatan dan keamanan penerbangan, dengan mematuhi semua aturan yang telah ditetapkan. Tetap budayakan tertib, agar perjalananmu selalu #SelamatAmanNyaman #Selamanya. (omy)